Jasa Ekspedisi Sepeda Motor Panen
Home > Info Terbaru > Jasa Ekspedisi Sepeda Motor Panen

150708054ekspedisiJAKARTA – Menjelang Idul Fitri, pengguna jasa pengiriman barang (ekspedisi) mulai kebanjiran order. Tidak hanya pengiriman barang, pengiriman kendaraan bermotor juga menjadi salah satu pilihan pemudik yang ingin mudik dengan kendaraan umum.

Wahyudi (32), pengguna jasa pengiriman barang, mengaku terbantu dengan jasa pengiriman kendaraan. “Saya sampai di kampung tetap bisa pakai kendaraan. Jadi, biasanya motor saya kirim tiga hari sebelum saya mudik,” tuturnya kepada SH, Rabu (8/7).

Pria yang mudik ke Lampung ini mengaku, meski ongkos yang ditawarkan penyedia jasa dua kali lipat dari harga tiket penumpang, ia tetap memilih jasa pengirim sepeda motor. Selain perhitungan keamanan, Wahyudi juga menilai cara ini menghemat energi dan biaya perjalanan ketimbang menggunakan sepeda motor.

Ia mencontohkan jika menggunakan sepeda motor, jarak waktu sampai Pelabuhan Bakauheni mencapai 24 jam. Perhitungan itu berasal dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur. Sekitar 18 jam dihitung dari perjalanan sembilan jam, termasuk macet, lalu istirahat dua jam di beberapa rest area, kemudian antre memasuki dermaga mencapai satu jam. Setelah itu, menunggu sampai kapal diberangkatkan hingga menepi di Dermaga Bakauheni tersebut.“Ongkos kirim memang mahal banget, kalau kita naik bus H-3 dapat harga Rp 250.000. Harga jasa pengiriman bisa Rp 500.000-600.000. Sepadan sih, nggak masalah,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Dewanti Aditia (23). Ia mengaku memilih mudik dengan kendaraan umum dan menggunakan jasa pengiriman barang guna menghemat waktu. Berbeda dengan Wahyudi yang mudik ke luar Jawa, Dewanti yang mudik dari Yogyakarta menuju Jakarta ini justru mendapat ongkos kirim lebih murah.

Dewanti mengaku menggunakan sepada motor di Jakarta selama libur Lebaran jauh lebih aman. Ini karena sebagian warga Jakarta kembali ke kampung halamannya masing-masing. Dewanti menyarankan memilih jasa pengiriman ternama. Meski jauh lebih mahal, asuransi yang dijanjikan juga menjadi perhitungan.

Darwo (34), warga Sawah Besar, Jakarta Pusat juga memilih mengirimkan sepeda motornya menggunakan jasa kereta api. Ini agar ia bisa menggunakannya di kampung halaman. Ia sudah rutin melakukan pengiriman motor tiap tahun untuk bisa merayakan Lebaran di Surabaya, Jawa Timur. “Mendingan titip motor dibawa kereta api. Bawa motor ke kampung halaman lebih capai,” ucap Darwo saat ditemui di tempat pengiriman motor di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (7/7) siang.

Hendrik (35) juga calon pemudik yang menitipkan sepeda motornya untuk dikirimkan ke Jawa Tengah. Ia mengaku menitipkan kendaraannya agar tidak capai. Pengiriman motor dilakukan tiga hari sebelum ia berangkat. Sebelum tiba di tujuan, sepeda motornya akan dijemput keluarga kampung halaman ataupun ditinggal di stasiun. Ketik  sampai di stasiun, ia langsung mengambil motornya.

Lain lagi komentar Adrian (45). Ia mengatakan, semakin banyaknya jasa pengiriman sepeda motor di Jakarta ini, harusnya warga lebih selektif dalam mencari jasa terbaik yang akan digunakan. Ini agar sepeda motor dapat tiba di tempat tujuan tepat waktu, dan dalam keadaan tidak cacat atau rusak. “Memang, lebih baik menggunakan jasa pengiriman sepeda motor, asalkan pihak jasa tersebut mau bertanggung jawab atas keadaan sepeda motor jika cacat atau rusak,” ujar Adrian, Selasa (7/7).

Lebih Mahal

Di Bekasi, pengusaha jasa pengiriman sepeda motor mulai kebanjiran order. Para pekerja di salah satu loket jasa pengiriman sepeda motor, di Stasiun Kereta Jalan Juanda Kota Bekasi, Selasa, tampak sibuk mengemas puluhan sepeda motor yang akan dikirim ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Bahkan, pemilik jasa ekspedisi muatan kereta api ekspres PT Lintas Nusantara Perdana itu, telah membatasi pengiriman sepeda motor hingga tanggal 10 Juli 2015.

Sunarto (45), warga Solo Jawa Tengah, saat ditemui SH di loket ekspedisi itu mengakui. Ia sengaja mengirim sepeda motornya lewat jasa ekspedisi ke kampung halamannya. Ia harus merogoh kocek Rp 400.000 untuk jasa pengiriman sepeda motornya jenis bebek. Sepeda motor itu akan diambil di Stasiun Kerata Api Solo setelah dikirim dari Bekasi. “Daripada capai naik sepeda motor mudik Lebaran ke kampung, lebih baik motor dikirim saja. Tinggal diambil di Solo,” ujar Sunarto, pedagang kelontongan itu. Ia mengaku mudik ke kampungnya menggunakan kereta api.

Sudiwan (35), warga Yogyakarta juga mengirimkan sepeda motornya melalui jasa ekspedisi. Namun, ia harus membayar lebih mahal dibanding Sunarto, Rp 525.000. Ternyata, ongkos kirim sepeda motor berbeda antara motor jenis bebek dan motor besar atau sejenisnya. Sunarto dan Sudiwan mengaku sangat membutuhkan sepeda motor untuk bepergian selama Lebaran di kampung.

Meski jasa pengiriman barang tuai panen, masih ada warga yang mudik menggunakan sepeda motor. Salah satunya adalah Muhammad Iqbal (26). Pria lajang asal Palembang, Sumatera Selatan ini mengaku mudik dengan kendaraan pribadi memang lebih menguntungkan. Ia beralasan di kampung halaman para pemudik bisa “mudah bergerak” ke mana pun ingin pergi. Bahkan, mudik dengan kendaraan pribadi sekaligus ajang pembuktian kesuksesan menaklukan Ibu Kota.“Ngapain saya paketin sepeda motor? Toh, waktu musim mudik penjagaan di jalur mudik akan diperketat. Jadi, saya tidak takut ke Palembang karena yakin ada rombongan motor lainnya,” ucapnya.

Iqbal mengkhawatirkan keadaan motornya, yang dibeli secara mengangsur dari kerja kerasnya, bisa lecet kalau dititipkan kepada jasa pengiriman. “Saya takut lecet saja,” ucapnya menambahkan.

sumber: http://www.sinarharapan.co/news/read/150708082/jasa-ekspedisi-sepeda-motor-panen

twitter fb gplus online